KataKata Bijak Bahasa Aceh dan Artinya (Quotes Pilihan) 1. Kebahagiaan Hidup 2. Waktu 3. Pergaulan 4. Mencintai Seseorang 5. Lidah Manusia 6. Hal yang Lebih Baik 7. Kemauan 8. Istiqomah 9. Ilmu & Amal 10. Akhlak 11. Orang Miskin Aceh adalah sebuah wilayah historis, memiliki peradaban tinggi, termasuk soal bahasa dan budaya. Berikutini adalah beberapa peribahasa dan pepatah atau nasehat yang terkenal di masyarakat Aceh, baik itu tentang perintah, larangan, sindiran, harapan dan lain sebagainya. 1. Memilih Sahabat â Bak ie raya bek tatheun ampeh Bak ie tarek bek tatheun bubee Bek tameurakan ngon si paleh Hareuta abeh, geutanyoe maleeâ Artinya: Ucapantentang natal dies natalis kelahiran misa kristus dalam bahasa inggris christmas day. On kamis desember 22 nd 2016 no comments in video foto. 59 kata kata sindiran yang pas dan sangat mengena sasaran 49 puisi cinta untuk kekasih orang tua dll lengkap 39 kata kata bijak yang paling cocok untuk orang yang sedih mengungkapkan cinta dll ArtiKata 'Sasimo' Bahasa Gaul Populer dan Kata Sindiran di Media Sosial, Ternyata Akronim dari Ini Arti Kata 'Boti' dalam Bahasa Gaul, Viral di TikTok, Bahasa Gaul Populer yang Ternyata Punya 2 Arti Aceh Barat Daya 49 menit lalu - Aceh. Mobil Suzuki Baleno AT 2020 Merah Seken Terawat - Surabaya . HAIKAL KHALILULLAH Olahraga Monday, 28 Jun 2021, 1439 WIB HADIH MAJA Keunikan yang terdapat di wilayah Aceh tidak hanya soal budayanya saja, tetapi kehidupan sosialnya juga sangat menarik untuk di cermati. Masyarakat Aceh mengenal pepatah yang turun temurun di sampaikan oleh leluhur mereka, pepatah atau peribahasa ini dikenal dengan sebutan hadih maja pengajaran. Menurut Souck Hurgronje dalam buku “Aceh Di Mata Kolonialis jilid II” pada bagian kesustraan, ia menyebutkan bahwa hadih maja dipertahankan melalui tutur para orang tua, khususnya kaum perempuan sebagai penutur utamanya, diajarkan kepada anak-anak sebagai sarana pendidikan. Sehingga sering kualitas bahasa seorang anak di Aceh saat itu ditentukan oleh kecerdasan verbal ibunya. Hadih maja adalah perkataan, peribahasa atau pepatah dalam bahasa Aceh yang digunakan sebagai nasehat, sindiran, perumpamaan dan lainnya. Di masa lalu, barang siapa yang menguasai serta memiliki banyak pembendaharaan hadih maja akan menjadi tokoh yang populer dalam kehidupan bermasyarakat, sebagaimana masyarakat di belahan dunia lainnya, terdapat fenomena jika ada dalam satu kelompok seseorang yang mampu menguasai banyak kosa kata, maka orang tersebut akan lebih di hormati dan didengarkan. Dewasa ini, penggunaan bahasa daerah telah mulai menurun, ini merupakan fenomena yang berlaku umum di seluruh Indonesia. Kalangan muda - mudi saat berkomunikasi dengan bahasa daerahnya kerap muncul anggapan bahwa itu adalah hal yang ketinggalan zaman, hal ini sangat dikhawatirkan jika terus merambah luas, maka budaya asli yang telah diwarisi turun temurun oleh nenek moyang akan hilang. Sebagai pengingat agar kita tidak sepenuhnya lupa akan kebijaksanaan para leluhur Aceh, maka saya menulis tulisan ini dengan harapan agar generasi yang akan datang yang kemungkinan sudah kurang memahami bahasa ibunya, sedikit banyaknya akan dapat memahami cara orang Aceh mengkomunikasikan alam pikirannya dalam bentuk pepatah peribahasa. Berikut ini adalah beberapa peribahasa dan pepatah atau nasehat yang terkenal di masyarakat Aceh, baik itu tentang perintah, larangan, sindiran, harapan dan lain sebagainya. 1. Memilih Sahabat “Bak ie raya bek tatheun ampeh Bak ie tarek bek tatheun bubee Bek tameurakan ngon si paleh Hareuta abeh, geutanyoe malee” Artinya “Pada aliran air bah jangan dipasang jaring Pada air deras jangan dipasang bubu Jangan bersahabat dengan orang jahat Harta habis, kita mendapat malu” Ulasan Dalam memilih sahabat, janganlah sembarangan. Pilihlah teman yang baik-baik. Jika berteman dengan orang nakal, kita pun ikut nakal karena terbawa-bawa. Berteman dengan orang baik-baik dapat memberi pelajaran yang baik bagi kita. Kata orang bijak, kalau kita berkawan dengan penjual minyak wangi, setidaknya kita akan kecipratan dan ikut berbau wangi. Apalagi kalau bergaul dengan ulama, sedikitnya keulamaannya akan kecipratan kepada kita. 2. Usaha dan Rezeki “Tapak jak Urat menari Kalau ada usaha Meuna tajak Na raseuki” Artinya ; “Kaki melangkah Urat menari Tentu ada rezeki” Ulasan Ungkapan ini menggambarkan bahwa orang yang rajin akan mendapatkan rezeki. Hal ini juga ditujukan untuk mendorong orang agar tidak hanya berpangku tangan untuk mendapatkan sesuatu. Ia harus bekerja seperti digambarkan dengan kata-kata “Kaki melangkah urat menari”. Berdo’a saja tidaklah cukup. Berusaha dan berdo’a barulah lengkap. 3. Musyawarah “Menyo na mupakat Lampoh jeurat tapeugala” Artinya “Kalau sudah sepakat Tanah kuburan pun dapat digadaikan” Ulasan Tanah kuburan, yang merupakan tanah umum, tidak pernah digadaikan orang. Apalagi, mustahil ada orang mau mengambil gadai karena tanah ini tidak difungsikan sebagai fungsi ekonomi. Dalam peribahasa di atas digambarkan bahwa hal yang hamper mustahil sekalipun, kalau sudah disepakati bersama dalam musyawarah, hal tersebut dapat saja dijalankan. Di sini jelas bahwa fungsi musyawarah dan hasil musyawarah dalam bentuk mufakat atau solusi sangat berperan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. 4. Taat perintah guru “Taek u gle tajak koh kayee Tinggai peureudee teumpat luek meukuw’a Meu han tapateh amanat guree Dudoe meuteumee apui nuraka” Artinya “Naik ke bukit memotong kayu Tinggal pangkalnya untuk tempat perkutut bernyanyi Kalau tidak patuh pada amanah guru Di khirat nanti mendapat api neraka” Ulasan Yang menjadi inti peribahasa tersebut ada di dua baris terakhir, yaitu kepatuhan atau percaya kepada amanat guru, yang jika tidak, maka di akhirat akan mendapat siksa api neraka. Guru atau lebih luas lagi adalah ulama merupakan pewaris nabi yang membawa risalah agama serta tuntunan hidup untuk berbuat baik dan menjauhi larangan-Nya. kalau seseorang ingkar terhadap ajaran atau amanah ulama, orang tersebut berarti ingkar terhadap ajaran Rasulullah dan ajaran Allah. Konsekuensinya adalah masuk neraka. 5. Hutang dan Pinjaman “Ngui, pulang Utang, bayeu” Artinya “Kalau meminjam, kembalikan Kalau berutang, bayar” Ulasan Dalam ajaran islam utang adalah wajib dibayar. Kalau tidak dibayar akan dibawa mati. Ada orang yang bangkrut di akhirat nanti karena amal baiknya digunakan untuk membayar utang, bahkan ada yang tidak mencukupi. Oleh karena itu, dalam falsafah hidup masyarakat dikembangkan peribahasa ini agar semua orang ingat akan hal ini. Barang atau benda yang statusnya pinjam pakai harus dikembalikan. Kalau yang bersangkutan tidak sempat mengembalikannya atau melunaskannya jika itu berupa utang, tanggung jawab ini sangat berat tidak boleh diabaikan. Semoga tulisan yang ringkas ini menjadi nasehat dan pengingat untuk kita semua. Sumber rujukan Husin, Pepatah dan Peribahasa Aceh. hadihmaja satraaceh nasehat Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Olahraga

kata kata bahasa aceh sindiran